“Mimpi
Belaka”
Karya
Muhammad Galang Irnanda (Galang Koko)
70x60
cm
Mix
media pada kanvas
2014
Lukisan berjudul “ Mimpi Belaka” ini merupakan karya
seniman muda Muhammad Galang Irnanda, atau sering disapa dengan nama Galang
Koko. Karya ini dibuat pada tahun 2014 dengan ukuran 70x60 cm, menggunakan mix
media yang terdiri atas cat minyak dan gambar cetak pada kanvas. Lukisan tersebut menampilkan subject matter
seorang manusia. Unsur warna pada subject matter menggunakan warna ungu muda
dan tua. Pada background, terdapat warna putih, merah tua, merah muda, jingga,
biru tua, biru muda, hijau kekuningan, coklat tua, coklat muda, kuning, dan
hitam.
Karya
lukisan “Mimpi Belaka” ini merupakan salah satu karya yang dipamerkan dalam
pameran bertajuk “Pekan Wisper Kreatif” yang diselenggarakan di gedung Wisma
Perdamaian, Semarang. Terdapat unsur seni rupa yang lain pada lukisan tersebut
yaitu berupa garis dan tekstur. Jenis
garis yang terdapat pada subject matter adalah garis lengkung atau tak
beraturan pada subjek manusia, garis tipis putus-putus dan garis-garis semu
yang tercipta akibat dari pertemuan antara dua warna atau lebih pada
background. Sedangkan tekstur yang digunakan dalam lukisan ini adalah tekstur
kasar/tak rata pada background dan tekstur halus pada subject matter. Lukisan
ini mempunyai keseimbangan asimetri, dan juga terdapat irama yang dinamis.
Dari
segi teknik pembuatan, lukisan ini digarap dengan teknik kolas (menempel) dan sapuan kuasa pada kanvas. Maksudnya,
seniman mengambil gambar print out (gambar cetak) yang dipotong mengikuti pola
gambar lalu ditempelkan pada kanvas. Kemudian pada tepi gambar diberi warna
sehingga tidak terlihat gambar cetak yang tertempel pada kanvas. Background
dibuat dengan teknik sapuan kuasa secara ekspresif dengan permainan warna
analogus yang dicampur dengan warna putih sehingga menghasilkan warna-warna
yang soft. Warna pada background dibuat dengan sapuan warna yang tebal denga
sedikit minyak/pengencer sehingga tercipta tekstur yang kasar.
Teknik
tersebut bukan merupakan sesuatu hal yang baru. Banyak pelukis-pelukis di
Semarang yang menggunakan teknik tersebut. Selama ini Galang Koko selalu
melakukan eksplorasi media dan teknik. Karya terdahulu Galang Koko selalu
menggunakan media cat akrilik pada kanvas dan kayu dengan gaya ekspresif.
Merasa tidak cocok dengan media tersebut Galang Koko mencuba untuk menggunakan
media cat minyak dengan tenik sapuan kuasa yang halus dan menghasilkan karya
yang realistik dan surealistik. Tak cukup puas dengan hal itu dia melakukan
eksplorasi media dengan teknik mix media, iaitu mencampurkan beberapa media
untuk melukis. Banyak karya Galang koko yang menggunakan teknik mix media dan
teknik kolas antara cat minyak dan berbagai macam media yang ada di sekitarnya
misalnya berupa kayu, seng, ranting pohon, peralatan rumah tangga, sampah daur
ulang ,yang nantinya akan di tempilkan pada kanvas. Hal ini dilakukan galang
koko sebagai upaya untuk pencarian jati dirinya dalam berkarya seni lukis
mengingat dirinya adalah seorang seniman muda.
Subject
matter dalam lukisan ini iaitu seorang laki-laki yang terlihat dari belakang
,hanya memakai celana pendek dan berambut panjang. Dengan posisi dalam keadaan
duduk dengan kepala yang menunduk. Terlihat seseorang yang sedang merenung,
gelisah, dan bingung. Seperti sedang memikirkan atau menginginkan suatu hal.
Perwujudan sosok seorang laki-laki berambut panjang ini merupakan sosok diri
Galang Koko sendiri. Dalam lukisan ini Galang Koko ingin memperlihatkan seorang
pemalas yang mempunyai banyak harapan. Ia ingin merespons keadaan di sekitarnya,
bahawa banyak orang yang mempunyai mimpi untuk melakukan/memperoleh suatu hal,
tapi tidak ada suatu tindakan yang ia lakukan. Sehingga hal itu hanya menjadi sebatas
mimpi dan omong kosong belaka. Ini
merupakan ungkapan perasaan yang dia alami sendiri. Yang menyebabkan muncul
suatu perasaan bingung dan gelisah. Perasaan itu diungkapkan pada subject matter yang diberi warna ungu
muda dan ungu tua. Warna ungu mengandung makna kegelisahan, murung dan
menyerah.
Harapan/mimpi
dalam lukisan di representasikan dengan background dengan corak abstrak. Karena
pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan
terkadang di batin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya
harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Harapan adalah bentuk dasar dari
kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian
akan berbuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada praktiknya banyak orang mencuba
menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha. Terdapat
warna putih dominan yang keluar dari kepala sosok manusia tersebut,
melambangkan sebuah harapan yang datang dari fikiran seseorang. Dalam lukisan ini
terdapat juga tulisan-tulisan yang berisikan harapan-harapan yang
diinginkannya. Berkenaan dengan itu semua sehingga muncullah sebuah judul
“Mimpi Belaka”. Kata “mimpi” di sini merupakan pengganti dari kata “harapan”.
Mimpi tidak hanya terjadi saat orang sedang tidur saja, tapi mimpi mempunyai
beberapa macam jenis yang salah satunya adalah mimpi sebagai harapan. Dan kata
“Belaka” mempunyai makna ”hanya atau sebatas”.
Lukisan
yang berjudul “Mimpi Belaka” ini mempunyai nilai estetik yang cukup tinggi. Dilihat dari peletakan subject
matter di bagian bawah dan menyisakan ruang kosong yang cukup banyak, dan diisi
dengan pemberian warna-warna soft. Sehingga mengarahkan mata appreciator/pengamat
kepada subject matter atau sosok manusia, sebagai point of interest. Judul yang
diambil sangat relevan dengan konteks lukisan tersebut. Lukisan ini mengandung
pesan sosial yang sangat baik, iaitu jika kita memiliki sebuah mimpi atau
harapan hendaknya diraih dengan suatu tindakan yang pasti, agar harapan itu
dapat tercapai. Bukan hanya berharap namun tidak ada tindakan apa pun. Dalam
lukisan ini terdapat juga kekurangan iaitu penulisan harapan-harapan yang
kurang jelas untuk dibaca. Dan perwujudan seseorang yang mempunyai harapan
tanpa tindakan belum dapat ditangkap oleh appreciator/ pengamat. Appreciator akan lebih menafsirkan sosok
tersebut sedang meratapi nasib akan suatu musibah yang ditimpanya. Dilihat dari
teknik dan media yang digunakan karya lukis ini bergaya kontemporari. Dapat dipengaruhi
bahawa lukisan ini merupakan lukisan yang cukup bagus karena mengandung pesan
yang baik untuk disampaikan kepada masyarakat namun kurang komunikatif dalam
penyampaian pesannya.